Sebuah cerita yang saya buat berdasarkan kisah persahabatan saya sendiri ^^
Buatku sahabat adalah orang yang paling mengerti keadaanku,
menerima segala kekuranganku, dan menghapus segala kesedihanku. Bagi dia
persahabatan adalah persaudaraan sampe kapanpun dan gak akan pernah putus jika
kita saling mengerti satu sama lain. Dan untuk kita, persahabatan kita adalah
persahabatan yang luar biasa karena satu jalan dalam kenangan dan tak pernah
lepas dari ingatan meskipun kita di hadapkan dengan jarak yang begitu berjauhan.
Tepat 4 tahun yang lalu saat pergantian tahun ajaran baru , aku
melanjutkan sekolah ke SMK N 1 Bojonggede, kabupaten Bogor. Masa Orientasi
Peserta Didik (MOPD) telah selesai, aku
menduduki kelas 10 akuntansi 2 dan semua
teman-teman sekelas ku terlihat asing, gak pernah aku melihat mereka sebelumnya.
karena aku salah satu siswi pindahan dari luar kota sehingga teman-teman ku
yang sekarang semuanya teman baru, tidak ada teman SMP dulu yang sekolah
bersama ku. Aku yang dulu adalah
seseorang yang pendiam , aku jarang ikut berbaur bersama teman-temanku yang
lain. Sifat asli ku memang seperti itu aku terlalu pemalu dan pendiam untuk
orang-orang yang belum pernah aku kenal sebelumnya.
Masa sekolah yang lebih banyak menyita waktuku itu membuatku
lebih banyak mengenal teman-teman baru sekelasku. Dari hari ke hari teman-teman
yang awalnya asing kini terlihat asik dimataku, meskipun karakter kita memiliki
ketidaksamaan tetapi kekompakan kita “akuntansi2” yang lebih di kenal oleh para
guru. Tidak hanya itu, di masa putih abu-abu ini aku mendapati teman baik,
teman curhat, dan dia sahabatku dia adalah orang yang paling aku percaya untuk
menuangkan segala kesedihan dan kebahagiaan yang sedang aku alami , dia teman
sekelasku “Claudya”.
Persahabatan kita tidak selalu berjalan baik-baik saja, bersama,
menggila, bertengkar itu hal yang biasa
buat kita. “Bersama” karena kita memiliki beberapa kesamaan dalam hobby seperti
tokoh kartun Detective Conan favorit
kita, dan kita suka membeli komik itu bersama-bersama , nonton film yang kita
berdua suka dan itu membuat kita lebih kompak dan banyak lagi hal-hal yang kita
lakukan bersama-sama. “menggila” karena kita lebih sering menghabiskan hari-hari bersama, berdua dan melakukan
hal-hal yang tidak terduga sehingga membuat kita lebih ”gila” dari hari
biasanya. “bertengkar” karena selain memiliki kesamaan kita juga memiliki
perbedaan, kita sering berantem memerebutkan pemain yang kita suka contohnya
saja saat Abu Marlo vs Denny Darko , aku yang menyukai Denny Darko otomatis
lebih mendukung dia sedangkan Claudya yang mati-matian dukung Abu Marlo, aku
yang menyukai Christian Gonzales dan Claudya yang lebih menyukai Bambang
Pamungkas otomatis kita sering debat saat Persib vs Persija maen apalagi kalau
salah satu jagoan kita kalah! Tapi itu semua kita anggap saja sebagai
permainan, berantem yang terjadi antara kita hanya karena mendukung jagoan kita
dan sebatas warna untuk persahabatan kita. Dan persahabatan kita tidak pernah
retak untuk berantem-berantem yang semacam itu. Dan layaknya seorang sahabat seperti
biasanya pasti selalu memiliki nama panggilan,
begitupun dengan kita… aku yang memanggil dia dengan sebutan “cempreng”
dan dia yang memanggilku dengan sebutan “cungkring” kita tidak pernah menganggap
panggilan tersebut hinaan, tapi kita memanggilnya untuk sebuah nama panggilan
atau nama kesayangan dari seorang sahabat. Hari-hari yang kita jalanin bersama
, tertawa bersama, bersaing bersama, menangis bersama, itu semua hal yang tidak
akan pernah aku lupakan. Canda tawa yang kita lewatin begitu bermakna untuk
sebuah persahabatan yang kita jalani, we’re forever :)
Sampai tiba saatnya aku menerima kabar yang mungkin membuatku
gak percaya … Claudya teman baikku, yang telah menemani
hari-hari di sekolah bersamaku, memutuskan untuk pindah sekolah dan bukan hanya
pindah sekolah saja tetapi pindah rumah pindah provinsi dan pindah pulau. hanya
saja masih satu Negara denganku , dia memutuskan untuk mengikuti ayahnya yang
di tugaskan untuk bekerja di Riau, dan Claudya tentu saja ikut dengan keluarganya
untuk pindah ke Riau juga. Kabar itu aku terima saat kita tidak lama lagi
menduduki bangku kelas 11 , dan ketika
tiba kenaikan kelas meskipun aku bahagia karena aku naik kelas tapi di sisi
lain aku sedih karena aku akan kehilangan sahabat terbaikku.
Jum’at 24 July 2009, sepulang sekolah aku bersama sahabatku yang
lain membuat hari perpisahan untuk Claudya. Kita menghabiskan waktu terakhir
bersama-bersama hari itu , hujan yang turun begitu derasnya tidak menjadikan hambatan buat kita. Menggila bersama
hari itu terasa begitu berbeda , karena hari itu hari terakhir kita
bersama-sama , hari terakhir kita menghabiskan waktu untuk tertawa bersama. Tepat
di tgl 27 July 2009 di hari-hari terakhir kepergiannya, dia datang ke sekolah. Claudya membawa
beberapa kenang-kenangan untukku dan untuk sahabat yang lain. Aku sempat kaget
dengan kedatangannya, yang tadinya di kabarkan akan berangkat ke Riau di tanggal
itu tetapi dia malah ke sekolah, aku fikir dia tidak jadi pindah tetapi
ternyata dia hanya mengalami kemunduran perjalanan saja. Perjalanan dia ke Riau
fix tanggal 29 July 2009.
Setelah hari itu di sekolah terasa jauh lebih berbeda untukku, perubahan yang terjadi begitu terasa karena kini
tiada lagi sahabat terbaik yang selama ini menemaniku. Tetapi hanya raganya saja
yang tidak bersamaku lagi, karena dia masih sahabatku. Meskipun jarak kita
berjauhan kita tidak pernah lost contact
kita masih seperti dulu , curhat-curhatan walau hanya lewat telfon, sms, ataupun
chat di jejaring social. Yang berbeda kita tidak pernah jalan bersama-sama
lagi.
Kamis, 15 maret 2012 Claudya beserta keluarga pulang ke Depok
untuk mempersiapkan pernikahan kakak sulungnya yang jatuh tanggal 24 Maret 2012.
Kabar itu tentu saja membuat aku bahagia, bukan hanya karena kakaknya Claudya
menikah tetapi setelah bertahun-tahun berpisah akhirnya ada peluang untuk aku
dan Claudya ketemu lagi. Hanya saja karena aku sekarang bukan pelajar seperti
dulu, aku yang sekarang seorang pekerja di salah satu perusahaan swasta di
Jakarta. Jadi tidak banyak waktu yang bisa ku luangkan untuk bermain bersama
dia seperti dulu, hanya weekend yang bisa aku luangkan buat kebersamaan kita
yang telah hilang 3 tahun lalu. 17 Maret 2012, aku habiskan saturday bersama Claudya seharian, gak
nyangka meskipun jarak kita begitu jauh persahabatan kita beberapa tahun ini tidak
pernah putus. Seharian kita menggila, jalan-jalan, ketawa ketiwi bareng, dan bernostagia
bersama. Dan tepat di hari pernikahan kakaknya pun aku ikut datang untuk
menemui Claudya dan keluarga besarnya. Tetapi kebersamaan itu hanya sekejap,
tanggal 29 maret 2012 Claudya beserta
keluarga kembali pulang ke Riau dan lagi-lagi aku kehilangan sahabat baikku.
Entah kapan kita bisa ketemu lagi, bercanda tawa bersama seperti
dulu lagi, yang jelas persahabatan kita sampai penghujung tahun 2012 ini masih
tetap seperti dulu. Jarak bukan penghalang bukan pula hambatan, karena sahabat tetap sahabat. We’re best
friend forever :)
bagus, isi artikelnya tentang pengalaman pribadi..
BalasHapussaya sukses follow,
follback: http://danforblogg.blogspot.com/